,

Perjanjian Hudaibiyah Tanda Umat Islam Lemah?

Kaum Quraisy mengutus Suhail bin Amr bersama beberapa orang lagi untuk berunding dengan Rasulullah dan kaum Muslimin, setelah kaum Muslimin dihalang daripada memasuki Makkah untuk menunaikan umrah.

Ketika ingin menulis perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah dilihat begitu berlembut dengan kaum musyrikin, antaranya ialah:

  • Tidak menulis Bismillahir Rahmanirrahim pada isi perjanjian

Ketika Rasulullah meminta Ali bin Abu Talib menulis isi perjanjian Hudaibiyah, ketika dimulai dengan kalimah Bismillahir Rahmanirrahim, Suhail menentang dan berkata: “Aku tidak kenal apa itu ar-Rahman, tulis sahaja: Bismika Allahumma.” Para sahabat tersentak dan mengatakan: “Allah adalah ar-Rahman, kami hanya akan menulis ar-Rahman.” Namun, dengan langkah hikmah dan sabar, Rasulullah meminta agar mengikut saranan Suhail.

  • Tidak menulis Rasulullah (utusan Allah) pada isi perjanjian

Rasulullah meminta Ali menulis : “Berikut isi perjanjian utusan Allah (Rasulullah).” Namun, belum sempat menulisnya terus Suhail membantah: “Seandainya aku tahu bahawa engkau adalah utusan Allah, tentu aku tidak akan menentangmu, tentu aku mengikutimu. Apakah engkau tidak suka pada namamu dan nama ayahmu, Muhammad bin Abdullah? Tulis sahaja namamu dan nama ayahmu.” Para sahabat tidak bersetuju, namun Rasulullah menerima pandangan itu.

Bukan itu saja, tetapi ada lagi isi perjanjian yang dilihat berat sebelah dan tidak memihak kepada kaum Muslimin, antaranya: “Kalangan Quraisy yang mendatangi Muhammad tanpa izin dari walinya harus dikembalikan kepada mereka dan sahabat Muhammad yang datang ke kaum Quraisy tidak boleh dikembalikan.”

Namun, Rasulullah melihat maslahah atau kebaikan pada jangka masa panjang, selagi mana ia masih lagi tidak melanggar syariat. Baginda membuat keputusan berdasarkan hikmah dan tidak mengikut hawa nafsu.

Rujukan : Kitab Sirah Nabawiyyah (Dr Ali Muhammad As-Shallabi)