Yahudi Bani Qinuqa’ adalah antara pihak yang tidak berpuas hati dengan kemenangan kaum muslimin dalam perang Badar, malah mereka sememangnya ingin membatalkan perjanjian bersama kaum muslimin.
Suatu ketika, mereka mengganggu seorang perempuan Islam dari Arab yang sedang membawa barang-barang untuk dijual di pasar Bani Qainuqa’.
Mereka ingin melihat wajah perempuan tersebut yang terlindung di sebalik kainnya, tetapi sudah pasti perempuan itu tidak membenarkannya.
Apa yang berlaku? Salah seorang yahudi mengikat di hujung kain penutup wajah perempuan itu, sehingga ketika dia berdiri maka kain penutupnya tersingkap dan terlihatlah auratnya. Betapa jahatnya orang-orang yahudi apabila mereka turut bersama-sama ketawa.
Seorang muslimin yang kebetulan ada di situ melihat kejadian itu, terus melindungi perempuan itu, maka berlaku pertelingkahan antara mereka sehingga lelaki yahudi terbunuh. Lalu, orang-orang yahudi menangkap lelaki muslim itu dan membunuhnya pula.
Setelah diketahui keluarga lelaki muslim itu, mereka berteriak meminta tolong kepada kaum muslimin sehingga terjadi pertikaian antara kaum muslimin dan yahudi bani qainuqa’.
Rasulullah mengetahui perkara tersebut, lalu membawa pasukan muhajirin dan anshar untuk menuntut bela. Peristiwa ini berlaku pada hari Sabtu pertengahan bulan Syawal tahun kedua hijrah, yang mana pada ketika itu Hamzah bin Abdul Muttalib yang ditugaskan untuk membawa bendera kaum muslimin.
Bertitik-tolak daripada peristiwa itu, perjanjian keamanan antara kaum muslimin dengan yahudi bani qainuqa’ terbatal, sesuai dengan perintah Allah:
“Dan jika engkau mengetahui adanya perbuatan khianat dari sesuatu kaum (yang mengikat perjanjian setia denganmu) maka campakkanlah (perjanjian itu) kepada mereka dengan cara terus terang dan adil. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang khianat.” (Surah Al-Anfaal 8:58)
Rujukan : Kitab Sirah Nabawiyyah (Dr Ali Muhammad As-Shallabi)