,

Allah Tidak Mungkin Menciptakan Kita Secara Sia-sia

Kita sering saja memandang kelebihan orang lain,
Pada cantik, bakat, kebijaksanaan,
jua pada setiap tuah yang mereka ada.

Hingga kita lupa pada diri sendiri,
pada kelebihan dan kecantikan yang kita punya.

Cantik itu subjektif.
Allah tidak mungkin menciptakan kita secara sia-sia.
Kita juga ada wataknya.
Dan kita adalah watak utama dalam cerita kita.
Jalan takdir yang ditulis sendiri.
Bahagia atau derita itu pilihan.

Mungkin hari ini kita rasa kita gagal.
Percayalah kita juga punya bahagian kejayaan.
Mungkin hari ini kita seperti tidak berguna,
hidup malang yang penuh duka.
Yakinlah kita juga ada bahagia.

Kita terlalu cemburu melihat warna warni kehidupan
yang terpancar di sekeliling kita.
Kita terlalu kagum melihat kehidupan orang lain.

Sebenarnya kita juga ada.
Cuma kita saja yang lupa untuk nyalakan lilin kebahagiaan kita.
Hingga hidup ini gelap terasa.

Pada hari ini,
berdirilah dengan gagah.
Dengan sepenuh keberanian memandang cermin kehidupan.

Tataplah pantulan diri sendiri pada cermin itu
Lihatlah pada wajah dan tubuh yang selama ini tak kau peduli.

Dengan nafas baru dan semangat baru,
bicaralah, “Tahniah diriku, kita sudah melangkah jauh!

Mulai detik ini. Nyalakan lampu hidupmu sendiri,
agar kau tidak perlu lagi mengemis pada sisa cahaya insan lain.
Cukuplah kau nikmati setiap apa yang telah Allah kurniakan pada dirimu.

“Kita sering saja menunduk ke bawah hampa, 
melihat kesan debu tanah yang tercalit.
Hingga kita lupa untuk mendongak,
ternyata di atas kita ada taburan beribu bintang berkelipan, 
yang menghiasi langit.”

Maklumat Penulis

Artikel ini ditulis oleh Nur Izzati Binti Zahariman. Berasal dari Kuala Kangsar, Perak. Sedang mengambil Ijazah Sarjana Muda Pendidikan Sains Pertanian di UPSI. Ikuti perkembangan beliau di Facebook Nur Izzati Zahariman.

Berminat menulis artikel? Anda inginkan supaya hasil penulisan anda diterbitkan dalam website iluvislam? Klik sini.