Kisah Nabi Yunus AS disebut di dalam QS Ash-Shaffat dari ayat 139-148.
Doa Nabi Yunus merupakan doa yang sangat digalakkan untuk berdoa. Doanya dalam sebutan bahasa berbunyi “laa ila ha illa anta, subhaanaka innii, kuntu minazzolimin”
Kisah Doa Nabi Yunus
Allah SWT mengutus Nabi Yunus untuk berdakwah kepada suatu kaum di Ninawa, negeri yang terletak di daerah Mosul, Iraq.
Hampir seluruh penduduk Ninawa masih mewarisi tradisi nenek moyang mereka iaitu menyembah berhala. Kaum Ninawa tidak menyukai Nabi Yunus.
Menurut mereka, ajakan Nabi Yunus untuk beriman kepada Allah adalah tidak sesuai dengan tradisi mereka.
Nabi Yunus AS berasa putus asa berdakwah kepada kaumnya yang keras kepala.
Setelah hampir puluhan tahun berdakwah, hanya sedikit sahaja yang mahu menjadi pengikutnya.
Akhirnya, dia pun meninggalkan kaumnya dengan perasaan marah dan sedih.
Yunus AS: Wahai kaumku, tinggalkanlah sembahan-sembahan berhala itu, sesungguhnya mereka tidak dapat memberi apa-apa manfaat kepada kalian. Hanya Allah satu-satunya Tuhan yang patut kalian sembah.
Kaum 1: Diamlah engkau Yunus. Engkau bercakap begitu kerana engkau memang bukan dari keturunan nenek moyang kami.
Kaum 2: Ya benar, inilah ajaran turun-temurun dari nenek moyang kami sedangkan engkau hanya pendatang di negeri kami yang tidak tahu apa-apa.
Kaum 3: Pergilah, kami mahu beribadah kepada Tuhan yang nyata terlihat bukan seperti Tuhanmu yang tidak terlihat. Hahahhahaha! Kasihan sekali dirimu wahai Yunus.
Nabi Yunus AS mula berasa marah mendengar cemuhan dari kaumnya bahkan dengan beraninya mereka menghina Allah lalu beliau pun berkata:
“Panjang sekali kalian berkata seperti itu tentang Allah wahai kaum Ninawa. Tunggulah sebentar lagi azab akan turun kepada negeri ini. Aku telah berkali-kali memperingatkan kalian.”
Setelah beberapa tahun berdakwah, pengikut Nabi Yunus AS hanya sedikit. Pelbagai cara telah dilakukan untuk mendekati kaum Ninawa.
Namun, mereka menghina Nabi Yunus AS sehingga beliau berasa putus asa. Kemarahan dan kekecewaannya bercampur menjadi satu.
Kemudian, Nabi Yunus berdoa kepada Allah:
“Ya Allah ya Tuhanku, hamba sudah tidak tahan lagi menghadapi keras kepala kaum Ninawa ini. Sekiranya engkau mengutus hamba untuk berdakwah di tempat lain, hamba bersedia. Ya Allah, hamba mohon kabulkan permintaan hamba ini.”
Di sinilah terletaknya ujian Nabi Yunus.
Beliau tidak sabar menghadapi kaumnya dan akhirnya memilih untuk meninggalkan negeri Ninawa padahal tugas dakwahnya belum selesai.
Tidak lama setelah Nabi Yunus pergi, perkara buruk telah menimpa kaum Ninawa. Tiba-tiba, cuaca yang pada mulanya cerah menjadi gelap.
Kaum 1: Hah, kuat sekali suaranya, adakah ini yang dimaksudkan Yunus tempoh hari?
Kaum 2: Wahai ayah, aku takut!
Kaum 1: Jangan takut wahai anakku.
Kaum 2: Ini pasti azab Allah yang dijanjikan Yunus kepada kita tempoh hari.
Satu persatu kaum Ninawa mulai keluar dari rumah mereka. Mereka bersujud dan mulai sedar akan kesalahan mereka.
Kaum 1: Ya Allah! maafkanlah perilaku kami yang tidak mahu beriman kepadamu. Kami sudah zalim kepada Yunus, nabi utusanMu. Ya Allah, ampunilah perbuatan kami. Kami sungguh takut dan bertaubat kepadaMu.
Setelah mereka beriman, Allah menghilangkan azabNya seperti yang disebut di dalam QS Yunus: 98.
فَلَوۡلَا كَانَتۡ قَرۡيَةٌ ءَامَنَتۡ فَنَفَعَهَآ إِيمَٰنُهَآ إِلَّا قَوۡمَ يُونُسَ لَمَّآ ءَامَنُواْ كَشَفۡنَا عَنۡهُمۡ عَذَابَ ٱلۡخِزۡيِ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَمَتَّعۡنَٰهُمۡ إِلَىٰ حِينٖ ٩٨
98. Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.
Sementara itu, Nabi Yunus telah berjalan cukup jauh sehinggalah tiba di sebuah pantai.
Dia melihat ada kapal yang akan belayar. Nabi Yunus pun masuk ke dalam kapal tersebut.
Semua orang hairan melihat seorang Nabi di dalam kapal namun para penumpang tidak berani menyapa Nabi Yunus.
Ketika di tengah lautan, angin bertiup kencang dan menggoncangkan sebahagian badan kapal.
Mereka hanya saling berbisik. Nakhoda pun melayarkan kapal.
Penumpang 1: Nampaknya akan terjadi bencana. Lihat, hujan mulai turun!
Penumpang 2: Aduh, bagaimana ni, kasihan sekali anakku.
Nakhoda: Maaf tuan-tuan, kita harus mengeluarkan barang-barang agar kapal tidak tenggelam. Mereka pun mengeluarkan semua barang dan melemparkannya ke laut.
Penumpang 4: Kami sudah mengeluarkan semua barang, bagaimana keadaannya?
Nakhoda: Nampaknya perlu ada dari kita yang harus turun dari kapal. Beban kapal ini masih terlalu berat.
Penumpang-penumpang: Apa?!
Nakhoda: Bagaimana jika kita membuat undian sahaja untuk menentukan siapa yang harus turun dari kapal dan lebih adil.
Penumpang-penumpang: Ya, ya, jom kita lakukan!
Para penumpang kapal termasuk Nabi Yunus melakukan undian. Ternyata, nama yang keluar adalah Nabi Yunus.
Penumpang 1: Hah! Tidak mungkin dia, aku yakin dia adalah orang baik. Nabi pula. Bagaimana kalau kita undi saja sekali lagi?
Penumpang 2: Ya, undi saja semula.
Setelah melakukan undian kedua dan ketiga, tetap saja nama Nabi Yunus yang muncul. Melihat kenyataan tersebut, Nabi Yunus pasrah dan turun kelaut.
Nabi Yunus berkata, “Ya Allah, mungkin ini balasan bagiku atas sifat pengecut dan tidak sabar menghadapi ujian dakwah dari kaumku. Ampuniku ya Allah.”
Setelah Nabi Yunus menerjunkan dirinya ke laut, muncul seekor ikan paus yang menelan beliau.
Nabi Yunus pengsan selama beberapa hari di dalam perut ikan paus. Ketika membuka matanya, apa yang dirasakannya adalah kegelapan dalam jiwa raganya.
Perasaan bersalah kepada Allah selalu menghantuinya.
Tubuhnya tidak berdaya kerana dia tidak makan dan minum selama berada di dalam perut ikan tersebut.
Kemudian, Nabi Yunus dengan segala kudratnya berdoa kepada Allah, seperti di dalam QS Anbiya’: 87.
وَذَا ٱلنُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَٰضِبٗا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقۡدِرَ عَلَيۡهِ فَنَادَىٰ فِي ٱلظُّلُمَٰتِ أَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ ٨٧
87. Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim”.
Allah menjawab doa Nabi Yunus dan mengurangkan kesedihan yang dirasakannya.
Allah melalui perantaraan ikan paus memuntahkannya di sebuah daratan yang tandus.
Nabi Yunus keluar dari perut ikan paus dalam keadaan lemah dan sakit.
Lalu, Allah menumbuhkan tanaman berhampirannya lalu beliau menikmati tanaman tersebut. Tubuhnya kembali bertenaga.
Yunus: Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah!
Setelah keadaannya pulih seperti sediakala, Yunus kembali kepada kaumnya di Ninawa.
Sesampainya dia disana, Nabi Yunus disambut mesra oleh kaumnya. Baginda sangat terharu atas layanan kaumnya.
Kaum Ninawa sudah berubah ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Mereka hanya beriman kepada Allah SWT seperti yang disebut di dalam QS Ash-Shaffat: 147-148.
وَأَرۡسَلۡنَٰهُ إِلَىٰ مِاْئَةِ أَلۡفٍ أَوۡ يَزِيدُونَ ١٤٧
147. Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.
فََٔامَنُواْ فَمَتَّعۡنَٰهُمۡ إِلَىٰ حِينٖ ١٤٨
148. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.
Hikmah yang boleh dari kisah Nabi Yunus AS adalah kita hendaklah bersabar di dalam menghadapi ujian.
Allah akan mengabulkan doa hambaNya yang ditimpa masalah dengan syarat hambaNya bersungguh-sungguh berdoa kepadaNya.
Rujukan:
Al-Qur’anul Karim, Surah Ash-Shaffat: 147-148
Al-Qur’anul Karim, Surah Anbiya’: 87
Al-Qur’anul Karim, Surah Yunus: 98
Al-Qur’anul Karim, Surah Ash-Shaffat : 139-148