,

Kita Da’ie Penyampai Risalah Murni

Tatkala ilmu agama makin bertingkat, harus berwaspada agar tidak ringan menghukum dan melabel orang lain.

Tepuk dada… Tanyalah iman.

Adakah hukum menghukum itu tugas para da’ie?

Adalah itu yang Nabi SAW ajar pada umatnya?

Terkadang terfikir semula…

Tatkala terlihat segelintir adik-adik yang lebih muda daripada saya, garang menulis mesej-mesej dakwah di laman sosial.

Terimbau kembali di zaman saya masih muda remaja suatu ketika dahulu.

Mungkin saya turut terjebak melakukan perkara yang sama di laman sosial.

Maklumlah darah muda bukan?

Tatkala umur kian meningkat, dan makin banyak ilmu yang telah dikutip.

Barulah insaf, ternyata masih banyak kekurangan diri yang ada.

Betapa banyak aib kita yang Allah SWT selindungkan selama ini.

Hari ini kita hukum orang lain.

Belum tentu mati nanti suci pengakhiran kita.

Hanya mampu berdoa agar dimatikan dalam husnul khatimah.

Kerana kita bukan penghukum.

Tetapi kita adalah penyampai seruan dan risalah yang murni.

Dalam surah An-Nahl ayat 125, Allah SWT menyeru dakwah bil hikmah,

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِۖ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

“Serulah ke jalan Tuhanmu (wahai Muhammad) dengan hikmat kebijaksanaan dan nasihat pengajaran yang baik, dan berbahaslah dengan mereka (yang engkau serukan itu) dengan cara yang lebih baik; sesungguhnya Tuhanmu Dia lah jua yang lebih mengetahui akan orang yang sesat dari jalanNya, dan Dia lah jua yang lebih mengetahui akan orang-orang yang mendapat hidayah petunjuk.”

Renunglah pesan Nabi SAW,

“Sampaikan daripadaku walau sepotong ayat.” (Hadith riwayat Al-Bukhari)

Namun, terkadang ilmu masih tipis, lebih mudah hukum menghukum sesama kita.

Betapa mudah menghukum siapa yang diandaikan memandu kehidupan ke jalan Islam dan siapa pula dituduh mengikut jalan kafir.

Berdasarkan hadith riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Nabi SAW memberi peringatan,

“Sesiapa yang memanggil orang lain dengan ‘kafir’ atau ‘musuh Allah’ sedang dia tidak begitu, maka tuduhan itu kembali kepadanya (penuduh).”

Maka, sebelum menghukum dan merasa diri sudah cukup sempurna, bermuhasabah itu sebagai jalan membangkit kesedaran dalam diri.

Sekian,

Wallahua’lam.

 

Maklumat Penulis

Artikel ini ditulis oleh Adli Abdullah yang merupakan seorang novelis OKU @TLiNGE. Antara karya beliau ialah Elektro Pengaman Sejagat (http://play.tlinge.com/audiobook/elektro-pengaman-sejagat/).

Ikuti perkembangan beliau di Facebook AdliPenulis, Facebook TLiNGEapp, Instagram AdliAbdullah.official, dan Twitter AdliAbdullah85.

Berminat menulis artikel? Anda inginkan supaya hasil penulisan anda diterbitkan dalam website iluvislam? Klik sini.